Politik

Putin & Xi Jinping Absen di Pertemuan BRICS, Apa yang Sedang Terjadi?

Bagaimana ketidakhadiran Xi Jinping dan Vladimir Putin di KTT BRICS akan membentuk kembali masa depan koalisi tersebut dan dinamika global?

Saat kita merenungkan tentang KTT BRICS terbaru di Brasil, menarik bahwa baik Xi Jinping maupun Vladimir Putin absen hadir, sesuatu yang jarang terjadi dan menimbulkan pertanyaan penting tentang masa depan koalisi ini. Ini menandai momen penting dalam evolusi kelompok tersebut, karena kepemimpinan mereka telah membentuk arah organisasi selama lebih dari satu dekade. Ketidakhadiran Xi, yang diwakili oleh Perdana Menteri Li Qiang untuk pertama kalinya sejak dia menjabat, dan ketidakhadiran Putin karena surat perintah penangkapan internasional, menunjukkan kemungkinan perubahan dalam dinamika kepemimpinan yang sedang berlangsung.

Ketidakhadiran kedua pemimpin berpengaruh ini dapat memiliki implikasi geopolitik yang mendalam. Dengan China menyumbang sekitar 60% dari PDB BRICS, ketidakhadiran Xi membatasi kemampuannya untuk menegaskan kepemimpinan China, terutama di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat dan ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung. Ketidakhadiran ini tidak hanya mengurangi peran China tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan koalisi untuk mengoordinasikan sikapnya terhadap isu-isu geopolitik penting.

Selain itu, ketidakhadiran kedua pemimpin ini dapat menghambat diskusi informal yang sering kali penting untuk mendorong kolaborasi strategis antar negara anggota BRICS. Pertukaran informal ini sering menjadi tempat berkembangnya ide dan awal terbentuknya konsensus. Tanpa kehadiran Xi dan Putin, kita mungkin menyaksikan perlambatan dalam momentum yang telah dibangun BRICS dalam upayanya untuk menunjukkan kesatuan di panggung dunia.

Hal ini dapat melemahkan kekuatan tawar koalisi dalam urusan internasional, terutama saat dunia menghadapi tantangan yang kompleks. Saat kita menganalisis dinamika ini, kita harus mempertimbangkan masa depan BRICS tanpa figur sentral tersebut. Apakah negara-negara anggota akan berkumpul di sekitar kepemimpinan baru, ataukah ketidakhadiran ini akan menciptakan kekosongan kekuasaan yang berujung pada fragmentasi?

Dinamika kepemimpinan dalam BRICS bisa saja diuji, dan bagaimana negara-negara merespons tantangan ini kemungkinan akan menentukan relevansi koalisi ini di tahun-tahun mendatang.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Exit mobile version