Nasional
Sejarah Minangkabau – Budaya dan Filsafat
Sejarah Minangkabau mengungkapkan kebudayaan unik dan filosofi yang mempengaruhi identitas masa kini, tetapi bagaimana mereka menghadapi tantangan modernisasi?
Anda akan menemukan sejarah orang Minangkabau yang sangat tertanam di Sumatera Barat, ditandai dengan struktur sosial matrilineal yang unik. Wanita mewarisi properti, menekankan peran penting mereka. Budaya ini menyeimbangkan adat lokal dengan hukum syarak Islam, sebuah filosofi yang berkembang setelah abad ke-18. Tradisi seni termasuk tenun songket dan arsitektur Rumah Gadang yang ikonik. Spesialisasi kuliner mereka menampilkan hidangan seperti rendang. Secara historis, orang Minangkabau unggul dalam perdagangan, mempertahankan tradisi kewirausahaan yang kuat. Pelestarian budaya tetap penting karena modernisasi menghadirkan tantangan. Mengeksplorasi elemen-elemen ini mengungkapkan bagaimana warisan dan filosofi Minangkabau terus membentuk identitas dan memengaruhi dinamika komunitas saat ini.
Asal Usul Budaya Minangkabau

Asal-usul budaya Minangkabau berakar dari wilayah Luhak Nan Tigo di Sumatera Barat, di mana struktur sosial matrilineal yang unik berkembang, dengan garis keturunan dan warisan yang diwariskan melalui perempuan.
Sistem matrilineal ini adalah ciri khas Minangkabau, yang membedakan mereka dari banyak budaya lainnya. Ini mencerminkan penghormatan yang mendalam terhadap perempuan dan peran sentral mereka dalam kehidupan keluarga dan komunitas.
Nama "Minangkabau" itu sendiri sarat dengan legenda. Nama ini berasal dari duel kerbau legendaris yang melambangkan kemenangan komunitas, menunjukkan ketahanan dan kecerdikan mereka.
Cerita ini menekankan nilai-nilai budaya pemikiran strategis dan kemenangan atas kesulitan, yang merupakan bagian integral dari identitas Minangkabau.
Masyarakat Minangkabau memiliki tradisi migrasi yang sudah lama ada, yang secara signifikan mempengaruhi pertukaran budaya.
Sifat migrasi ini telah menyebabkan pembentukan komunitas Minangkabau di luar tanah asal mereka, terutama di Sumatera Timur dan Negeri Sembilan, Malaysia. Pergerakan semacam ini telah memfasilitasi perpaduan dan berbagi praktik dan ide budaya.
Pada akhir abad ke-18, terjadi reformasi Islam yang signifikan, mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam ke dalam kehidupan sehari-hari sambil mempertahankan adat istiadat tradisional, menyoroti kemampuan adaptasi budaya tersebut.
Sastra lisan seperti pantun memainkan peran penting dalam melestarikan narasi dan nilai-nilai budaya Minangkabau, memastikan bahwa tradisi kaya mereka diwariskan dari generasi ke generasi.
Struktur Sosial Minangkabau
Asal-usul budaya Minangkabau menetapkan panggung untuk struktur sosialnya yang khas, yang berpusat pada sistem matrilineal. Dalam sistem ini, keturunan dan warisan ditelusuri melalui perempuan, memastikan bahwa properti dan nama keluarga, yang dikenal sebagai harta pusaka, diturunkan kepada keturunan perempuan. Struktur ini menekankan pentingnya perempuan dalam menjaga kesinambungan keluarga dan komunitas.
Sebuah desa Minangkabau yang khas, atau nagari, terdiri dari empat suku, menciptakan unit sosial yang komprehensif. Konfigurasi ini mempromosikan hubungan komunal dan kekayaan bersama. Kepemimpinan dalam komunitas mengikuti konsep kelarasan, yang menghargai kedekatan dengan masyarakat, akuntabilitas, dan hak kolektif. Pemimpin lokal, yang dikenal sebagai penghulu, beroperasi dalam hierarki yang dimulai dari kamanakan hingga mamak, berpuncak pada Raja. Inisiatif pariwisata berbasis komunitas memungkinkan penduduk setempat untuk menampilkan tradisi yang beragam dan menghasilkan pendapatan, mendorong kepemilikan dan kebanggaan dalam warisan budaya takbenda mereka. Secara historis, pemimpin terkenal seperti Tan Malaka dan Mohammad Hatta telah muncul dari model kepemimpinan yang didorong oleh komunitas ini. Peran perempuan dalam masyarakat Minangkabau sangat signifikan, karena mereka memegang tanggung jawab dan posisi kepemimpinan yang penting. Ini mencerminkan penekanan budaya pada agen perempuan dan keterlibatan masyarakat.
Pengaruh Islam

Pengaruh Islam terhadap budaya Minangkabau sangat mendalam, dengan reformasi signifikan terjadi pada akhir abad ke-18. Para pembaharu seperti Haji Piobang, Haji Miskin, dan Haji Sumanik memainkan peran penting dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam ke dalam adat istiadat tradisional. Integrasi ini menandai pergeseran penting, di mana hukum Islam mulai menyatu dengan tradisi lokal, menciptakan identitas budaya yang unik. Setelah Perang Padri pada tahun 1837, penekanan pada hukum Islam dalam adat Minangkabau menjadi lebih menonjol. Filosofi "Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" muncul, yang mencerminkan keyakinan bahwa adat harus teguh berlandaskan hukum Islam. Filosofi ini mencerminkan hubungan harmonis antara tradisi dan agama, mempengaruhi berbagai aspek masyarakat Minangkabau. Dalam pemerintahan, keputusan sering kali dibuat dengan keseimbangan antara adat (hukum adat) dan syarak (hukum Islam). Pertimbangan ganda ini memastikan bahwa warisan budaya dan prinsip agama sama-sama dihormati. Selain itu, pendidikan Islam berkembang pesat di komunitas, terutama melalui surau, atau rumah doa kecil. Institusi-institusi ini mendorong kecakapan bisnis yang secara historis mendukung perdagangan dan kewirausahaan. Akibatnya, nilai-nilai Islam menjadi sangat tertanam dalam praktik ekonomi Minangkabau, membentuk perkembangan masyarakat. Program komunitas menargetkan berbagai kebutuhan kesehatan, mempromosikan kesadaran akan masalah kesehatan, dan mendorong kolaborasi di antara organisasi lokal.
Tradisi Kuliner dan Artistik
Tradisi kuliner dan seni dalam budaya Minangkabau menawarkan beragam cita rasa dan ekspresi yang mencerminkan warisan unik komunitas tersebut. Ketika Anda menjelajahi masakan mereka, Anda akan menemukan hidangan khas seperti rendang, asam pedas, soto padang, dan sate padang. Hidangan ini menekankan bahan-bahan halal dan metode memasak tradisional, menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai budaya dan agama. Warisan seni Minangkabau sama menawannya, dengan bentuk musik dan tari tradisional seperti Talempong dan Saman. Pertunjukan ini bukan hanya seni; mereka adalah ekspresi identitas budaya, sering dipertunjukkan selama festival komunitas yang memperkuat ikatan sosial. Kerajinan tangan, khususnya tenun songket, menyoroti keahlian yang rumit dan ditampilkan dengan menonjol dalam pakaian seremonial. Arsitektur juga memainkan peran penting dalam ekspresi budaya ini. Rumah Gadang, dikenal dengan atap gonjong yang khas, bukan hanya tempat tinggal tetapi simbol identitas dan ketahanan Minangkabau. Pertunjukan Wayang Golek, yang berakar dalam budaya Sunda, juga berbagi esensi bercerita melalui seni visual, mirip dengan festival budaya Minangkabau.
Elemen | Deskripsi | Signifikansi |
---|---|---|
Kuliner | Cita rasa kaya, bahan halal | Mencerminkan nilai budaya dan agama |
Musik dan Tari | Talempong, Saman | Ekspresi identitas budaya |
Kerajinan Tangan | Tenun songket | Signifikansi seremonial dan budaya |
Arsitektur | Rumah Gadang | Identitas budaya, tahan gempa |
Festival | Pernikahan, perayaan panen | Kohesi sosial dan kebanggaan komunitas |
Elemen-elemen ini bersama-sama membentuk mozaik budaya yang semarak, menekankan tradisi kaya Minangkabau.
Kewirausahaan Minangkabau

Bagaimana komunitas Minangkabau menjadi terkenal karena semangat kewirausahaan mereka? Ini berawal dari abad ke-7 ketika mereka aktif terlibat dalam perdagangan, terutama berfokus pada emas dan rempah-rempah. Keterlibatan awal ini meletakkan dasar untuk kecerdasan komersial yang telah bertahan hingga zaman sekarang.
Pada abad ke-18, pedagang seperti Nakhoda Bayan dan Nakhoda Intan membangun jaringan yang kuat yang meluas di seluruh Indonesia, serta dalam diaspora di Malaysia dan Singapura.
Ungkapan "orang Padang adalah pedagang yang baik" bukan hanya sekedar ungkapan—itu adalah refleksi dari kecakapan bisnis Minangkabau yang mendalam. Reputasi mereka dibangun atas dasar generasi perdagangan dan komersial. Struktur ekonomi yang unik mendukung semangat kewirausahaan ini, di mana warisan matrilineal dan kepemilikan properti komunal, yang dikenal sebagai harta pusaka, menekankan kekayaan kolektif dan kewirausahaan dalam klan.
Pendidikan memainkan peran penting dalam kesuksesan bisnis mereka. Fokus Minangkabau pada studi agama telah memberikan mereka dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang bijaksana dan kewirausahaan strategis. Investasi dalam infrastruktur lokal yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut memfasilitasi ekspansi dan kesuksesan bisnis Minangkabau.
Komitmen terhadap pendidikan ini telah memungkinkan mereka untuk berkembang di berbagai sektor, memperkuat status mereka sebagai pedagang dan pebisnis yang terampil.
Pelestarian dan Tantangan
Menghadapi tekanan ganda modernisasi dan pelestarian budaya, komunitas Minangkabau menghadapi tantangan signifikan dalam mempertahankan praktik tradisional dan struktur sosial mereka. Pengaruh modern semakin mengancam untuk mengesampingkan tradisi-tradisi ini, menciptakan keseimbangan yang rumit yang harus dinavigasi oleh komunitas tersebut. Salah satu masalah utama adalah ketegangan antara hukum Islam dan adat lokal, terutama dalam masalah warisan. Debat-debat yang sedang berlangsung ini menyoroti tantangan menjaga adat tetap relevan dalam masyarakat saat ini. Festival budaya telah menjadi alat penting untuk mempromosikan persatuan dan melestarikan warisan. Dengan menampilkan musik tradisional, tarian, dan seni bela diri, acara-acara ini tidak hanya menjaga budaya tetap hidup tetapi juga memfasilitasi pertukaran dan pendidikan budaya. Mereka menawarkan platform bagi generasi muda untuk terhubung dengan akar mereka dan memahami pentingnya kesinambungan budaya. Untuk memastikan adat istiadat mereka bertahan, komunitas Minangkabau secara aktif mengintegrasikan elemen-elemen modern ke dalam praktik tradisional. Adaptabilitas ini sangat penting untuk kelangsungan budaya di tengah tekanan eksternal. Selain itu, inisiatif pendidikan yang berfokus pada sejarah dan adat Minangkabau memainkan peran penting. Mereka menumbuhkan kebanggaan dan kesadaran komunitas, yang berkontribusi secara signifikan terhadap pelestarian identitas budaya yang unik di tengah tantangan kehidupan modern. Selain itu, ada kesadaran yang berkembang tentang pilihan gaya hidup berkelanjutan di wilayah tersebut, yang sejalan dengan dorongan yang lebih luas menuju kehidupan yang ramah lingkungan dan pelestarian budaya.
Tokoh Sejarah Utama

Sementara komunitas Minangkabau bekerja tanpa lelah untuk melestarikan warisan budaya mereka di tengah tantangan modern, pengaruh tokoh-tokoh sejarah kunci tetap tertanam dalam-dalam dalam struktur masyarakat mereka.
Suri Maharajo Dirajo, yang diakui sebagai raja pertama Minangkabau, mendirikan garis keturunan yang secara signifikan mempengaruhi pemerintahan dan identitas budaya. Pemerintahannya meletakkan dasar bagi struktur kepemimpinan selanjutnya.
Datuak Katumanggungan dan Datuak Perpatih Nan Sabatang sangat penting dalam mendirikan dua subkelompok utama masyarakat Minangkabau—Koto Piliang dan Bodi Chaniago. Kontribusi mereka membentuk organisasi sosial dan praktik pemerintahan yang terus mendefinisikan komunitas hingga hari ini.
Tokoh-tokoh ini mewakili keseimbangan antara prinsip hierarkis dan egaliter dalam masyarakat Minangkabau.
Tan Malaka, seorang pemimpin Minangkabau yang terkenal, memainkan peran penting dalam gerakan kemerdekaan Indonesia. Ide-ide revolusionernya dan aktivismenya meninggalkan dampak yang bertahan lama pada kesadaran nasional.
Demikian pula, Mohammad Hatta, yang menjabat sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia, berperan penting dalam membentuk lanskap politik negara pasca-kemerdekaan. Warisan Minangkabaunya mempengaruhi ideologi politik dan gaya kepemimpinannya.
Warisan tokoh-tokoh sejarah ini terus membentuk struktur masyarakat dan praktik budaya Minangkabau kontemporer, menekankan pentingnya kepemimpinan yang terus-menerus dalam komunitas. Keterlibatan komunitas dalam upaya pelestarian budaya sangat penting untuk mempertahankan kekayaan warisan Minangkabau bagi generasi mendatang.
Kesimpulan
Dalam tenunan budaya Minangkabau, Anda melihat benang-benang yang ditenun dari asal-usul kuno, pengaruh Islam, dan kewirausahaan yang hidup. Seperti pohon dengan akar yang dalam dan cabang yang menyebar, struktur sosialnya berdiri kokoh, beradaptasi namun tetap mempertahankan esensinya. Tradisi kuliner dan artistiknya yang kaya dan beraroma, menceritakan kisah ketahanan dan kreativitas. Saat Anda mengamati tantangan dan upaya pelestarian, Anda diingatkan akan perjalanan sebuah sungai—mengalir terus, menghadapi rintangan, namun dengan gigih mengukir jalannya melalui waktu.
Nasional
Tindakan Pasca-Demonstrasi, Puluhan Kendaraan yang Ditinggalkan oleh Pemiliknya Diamankan di Kantor Polisi Kota Malang
Tindakan penting telah diambil untuk mengamankan kendaraan yang ditinggalkan di Kantor Polisi Kota Malang, tetapi apa tantangan yang dihadapi polisi selama periode tumultuous ini?

Kendaraan terbengkalai, khususnya 80 sepeda motor, menjadi fokus utama di Mapolresta Malang setelah aksi protes terhadap Hukum Militer pada 23 Maret 2025. Selama demonstrasi ini, banyak pemilik yang meninggalkan sepeda motor mereka tanpa pengawasan, mendorong tindakan polisi untuk mengamankan kendaraan-kendaraan ini. Sebagai warga negara yang menghargai kebebasan dan keselamatan, kami mengerti pentingnya menjaga ketertiban setelah peristiwa seperti ini.
Proses pengambilan sepeda motor yang ditinggalkan ini dimulai keesokan harinya pada 24 Maret 2025. Pemilik sepeda motor ini sekarang diwajibkan untuk menunjukkan dokumen yang diperlukan, termasuk KTP (kartu identitas), STNK (surat tanda nomor kendaraan), dan BPKB (bukti kepemilikan kendaraan), untuk mengambil kembali properti mereka. Prosedur polisi ini penting untuk memastikan bahwa individu yang tepat menerima sepeda motor mereka dan proses ini tetap transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sebelum sepeda motor dikembalikan, inspeksi polisi akan dilakukan. Petugas akan memeriksa adanya barang berbahaya atau alat vandalisme yang mungkin tertinggal. Langkah pencegahan ini bukan hanya tentang pengembalian properti tetapi juga tentang menjaga keamanan publik dan mencegah gangguan atau aktivitas ilegal. Kami mengakui bahwa inspeksi menyeluruh ini mencerminkan komitmen polisi dalam menjaga ketertiban sambil menghargai hak individu.
Parkir awal sepeda motor ini di pinggir jalan dekat lokasi demonstrasi menciptakan tantangan signifikan bagi para pengunjuk rasa dan polisi. Sebagai tanggapan, polisi beraksi untuk mencegah gangguan aliran lalu lintas, dengan memprioritaskan keselamatan bagi semua individu yang terlibat.
Penting untuk mengakui bahwa meski protes adalah bentuk ekspresi, lingkungan sekitarnya harus tetap aman dan dapat dilalui oleh semua warga.
Saat pemilik datang untuk mengambil kembali sepeda motor mereka, mereka akan menemukan bahwa polisi memfasilitasi proses pengambilan yang lancar. Ini tidak hanya membantu untuk mengembalikan suasana normal tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap penegak hukum. Dengan berkomunikasi dengan jelas dan menetapkan prosedur yang transparan, kita dapat secara kolektif bekerja menuju masyarakat yang lebih harmonis.
Nasional
Hartono Soekwanto Dikenal sebagai Koboi Jalanan Tersangka di Bandung Barat
Pelajari tentang Hartono Soekwanto, sosok kontroversial yang menjadi pusat insiden mengejutkan di Bandung Barat yang membuat komunitas mempertanyakan keamanan.

Pada tanggal 2 Maret 2025, Hartono Soekwanto, seorang pengusaha berusia 53 tahun yang dikenal dengan koleksi ikan koi-nya, menjadi sosok kontroversial setelah sebuah insiden amarah di jalan di Bandung Barat menjadi viral, yang memperlihatkannya mengacungkan senjata api. Kejadian mengejutkan ini menyoroti masalah serius: keamanan publik.
Saat video tersebut beredar di internet, kita tidak hanya menyaksikan seorang pria kehilangan kendali dalam momen kemarahan, tetapi juga mencerminkan bahaya potensial yang ditimbulkan oleh individu yang, meskipun berstatus sosial, dapat bertindak sembrono dan mengancam kesejahteraan orang lain.
Insiden tersebut melibatkan Hartono yang mengetuk jendela mobil seorang pengemudi wanita, yang kemudian diidentifikasi sebagai mantan pacarnya. Penyingkapan ini menambah dimensi pada narasi tersebut, memicu kemarahan dan diskusi di media sosial tentang kelayakan tindakannya.
Kita harus bertanya pada diri sendiri, apa yang mendorong sosok terhormat ke tingkat ekstrem tersebut? Perilaku Hartono mengajukan pertanyaan penting tentang tekanan emosional dan pertanggungjawaban figur publik. Apakah mereka kebal terhadap konsekuensi dari tindakan mereka hanya karena status mereka di masyarakat?
Menyusul insiden tersebut, Hartono menyerahkan diri secara sukarela ke polisi pada tanggal 3 Maret 2025, sebuah keputusan yang bisa dilihat sebagai usaha untuk mengambil tanggung jawab atas tindakannya. Kini ia menghadapi tuduhan hukum di bawah hukum Indonesia atas kepemilikan senjata api ilegal dan mengancam keamanan publik.
Sanksi potensial, yang mencakup hukuman maksimal sepuluh tahun penjara, mencerminkan seberapa serius masyarakat memperlakukan pelanggaran semacam itu. Penting bagi kita untuk mempertimbangkan implikasi dari tindakannya—tidak hanya bagi Hartono tetapi juga bagi komunitas yang lebih luas yang mengharapkan kepemimpinan dan keamanan dari para pemimpin mereka.
Kejadian ini telah menutupi reputasi sebelumnya Hartono sebagai kolektor ikan koi yang dihormati, menunjukkan betapa cepatnya persepsi publik bisa berubah. Dalam momen krisis, kerapuhan konstruksi sosial kita menjadi jelas.
Kita harus mengakui bahwa tindakan satu individu bisa memiliki efek bergelombang, mempengaruhi rasa keamanan dalam sebuah komunitas.
Pada akhirnya, kasus Hartono Soekwanto berfungsi sebagai pengingat keras tentang pentingnya keamanan publik dan kebutuhan akan pertanggungjawaban di antara figur publik. Saat kita mengarungi diskusi ini, mari kita mendukung masyarakat yang menghargai kesejahteraan emosional dan perilaku yang bertanggung jawab, memastikan bahwa setiap orang, terlepas dari status, memahami bobot tindakan mereka dalam menjaga keamanan komunitas kita.
Nasional
Proses Naturalisasi untuk Tiga Pemain Diaspora: PSSI Yakin akan Cepat Selesai
Dalam upaya memperkuat tim nasional sepak bola, PSSI berencana untuk mempercepat proses naturalisasi tiga pemain diaspora—apa artinya ini bagi identitas Indonesia?

Kami percaya bahwa proses naturalisasi untuk tiga pemain diaspora kami sangat penting untuk memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia. PSSI yakin dapat menyelesaikan proses ini dengan cepat, memastikan bahwa para pemain ini dapat mewakili kami secara internasional pada batas waktu 20 Maret 2025. Langkah ini tidak hanya memperkaya keragaman tim kami tetapi juga meningkatkan performa dalam pertandingan-pertandingan penting. Saat kita memulai perjalanan ini bersama, masih banyak lagi yang akan kita ungkap tentang dampak naturalisasi mereka terhadap identitas nasional kita.
Saat kita bekerja untuk memperkuat tim sepak bola nasional kita, proses naturalisasi untuk pemain diaspora Emil Audero, Joey Pelupessy, dan Dean James sangat penting. Kontribusi potensial mereka terhadap skuad kita bisa menjadi transformasional, meningkatkan tidak hanya performa di lapangan tetapi juga menumbuhkan rasa persatuan di antara semua warga negara Indonesia. Dengan menerima pemain yang memiliki akar di komunitas kita, kita menciptakan lingkungan yang inklusif yang mencerminkan keragaman besar bangsa kita.
PSSI sedang bekerja keras untuk menyelesaikan proses naturalisasi sebelum batas waktu yang mendesak pada tanggal 20 Maret 2025. Garis waktu ini bukan hanya rintangan birokrasi; ini adalah langkah penting yang memastikan para pemain berbakat ini dapat mewakili Indonesia di tingkat internasional.
Kita semua tahu bahwa jalan menuju kewarganegaraan bisa rumit, tetapi PSSI berkomitmen untuk mempercepat setiap langkah yang diperlukan. Dengan berkoordinasi erat dengan pejabat pemerintah kunci dan memastikan semua dokumentasi disiapkan dengan teliti, kita menyiapkan panggung untuk persetujuan tepat waktu.
Pertemuan mendatang kami dengan Komisi X dari Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia menekankan pentingnya proses ini. Ini bukan sekedar tentang dokumen; ini tentang advokasi dan dukungan untuk para pemain yang bersemangat untuk mengenakan warna nasional. Kesediaan mereka untuk menjadi warga negara Indonesia mencerminkan komitmen mereka terhadap bangsa kita dan masa depannya.
Ketika kita memikirkan manfaat kewarganegaraan yang akan mereka terima, penting untuk dicatat bahwa ini adalah jalan dua arah. Dengan naturalisasi mereka, kita tidak hanya menyambut mereka; kita juga memperkaya lanskap sepak bola kita dengan keahlian, pengalaman, dan gairah mereka.
Kontribusi dari pemain diaspora seperti Emil, Joey, dan Dean dapat mengangkat tim nasional kita dengan cara yang mungkin belum kita pahami sepenuhnya. Latar belakang dan pengalaman mereka di liga internasional dapat menyediakan perspektif baru dan strategi yang bisa sangat berharga selama pertandingan kritis.
Saat kita bersiap untuk pertarungan mendatang melawan Australia, memiliki pemain ini di pihak kita bisa menjadi perubahan permainan yang kita butuhkan.
Dengan merangkul pemain diaspora ini, kita tidak hanya memperkuat tim sepak bola kita; kita juga memperkuat identitas kita sebagai bangsa yang menghargai keragaman dan inklusi. Dengan menyambut Emil, Joey, dan Dean, kita mengambil langkah penting untuk membangun tim nasional yang benar-benar mewakili semangat Indonesia.
Mari kita dukung proses naturalisasi ini, memastikan tim kita mencerminkan yang terbaik dari bakat dan aspirasi bangsa kita.
-
Politik1 hari ago
KPU Membentuk Tim, Siap Menghadapi Gugatan Mengenai Diploma Jokowi
-
Kesehatan1 hari ago
Dr. Iril, Pelaku Pelecehan Pasien di Garut, Menghadapi 12 Tahun di Penjara
-
Sosial9 jam ago
Maia Estianty Mengenang Kebaikan Hotma Sitompoel, Membantu Dengan Kasus Tanpa Membahas Jumlah
-
Politik8 jam ago
Pemilihan ulang di Kabupaten Kutai Kartanegara