Event
Perilaku Petugas yang Angkuh Saat Kehadiran KDM dalam Parade Ta’aruf Soreang
Reaksi masyarakat terhadap perilaku sombong seorang perwira di Parade Ta’aruf Soreang menimbulkan pertanyaan tentang kepercayaan publik dan perlunya akuntabilitas. Apa arti semua ini untuk acara-acara di masa depan?

Pada Parade Ta’aruf terbaru di Soreang, kita menyaksikan sebuah insiden yang mengkhawatirkan yang menimbulkan pertanyaan penting tentang perilaku petugas di tempat umum. Seorang petugas dari Sulaiman menunjukkan perilaku yang banyak dari kita anggap tidak hanya sombong tetapi juga mengganggu. Berteriak kepada petugas keamanan di depan para hadirin menciptakan suasana tidak nyaman yang sangat terasa. Insiden ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana akuntabilitas petugas berperan penting dalam membentuk persepsi masyarakat.
Meski beberapa petugas menjaga sikap hormat, yang berkontribusi positif terhadap suasana acara, tindakan petugas tertentu ini justru mengaburkan upaya mereka. Warga setempat menyampaikan kekecewaan atas perlakuan yang mereka terima dari sebagian petugas, berbeda dengan interaksi ramah yang mereka alami dari petugas lain. Perbedaan ini menyoroti aspek penting dari pengamanan masyarakat: perlunya konsistensi dalam perilaku di antara petugas.
Ketika beberapa petugas berperilaku tidak profesional, hal ini dapat merusak kepercayaan masyarakat dan mengancam keselamatan mereka yang menghadiri acara komunitas. Perilaku negatif yang kita amati ini menimbulkan kekhawatiran lebih jauh tentang implikasinya terhadap keselamatan umum. Jika petugas yang bertugas menjamin keamanan kita menunjukkan sikap angkuh dan tidak sopan, pesan apa yang disampaikan kepada masyarakat?
Kita harus mempertimbangkan apakah pelatihan dan pengawasan yang memadai telah diterapkan untuk mencegah insiden seperti ini. Diskusi masyarakat tentang insiden ini menunjukkan keinginan kuat untuk akuntabilitas di kalangan petugas. Bagaimanapun, kita mengharapkan mereka yang berada di posisi kekuasaan untuk menjadi contoh perilaku hormat yang mereka ingin lihat di masyarakat.
Pendekatan positif dari sebagian besar petugas saat parade menjadi pengingat tentang dampak interaksi yang sopan. Hal ini menumbuhkan rasa aman dan rasa memiliki, mendorong anggota masyarakat untuk lebih terbuka berinteraksi dengan penegak hukum.
Jelas bahwa persepsi publik tidak hanya dibentuk oleh tindakan individu tetapi juga oleh perilaku keseluruhan yang ditunjukkan petugas selama acara. Saat kita merenungkan perlunya reformasi dalam pelatihan dan akuntabilitas petugas, kita juga harus bertanya tentang seperti apa komunitas yang ingin kita bangun.
Apakah kita menginginkan masyarakat di mana rasa hormat dan kolaborasi menjadi prioritas utama? Atau masyarakat di mana sikap angkuh dan intimidasi sudah menjadi kebiasaan? Pada akhirnya, kita sendiri yang harus memperjuangkan perubahan yang diperlukan agar pelayan publik kita mencerminkan nilai-nilai yang kita junjung tinggi. Insiden terbaru di Parade Ta’aruf ini menjadi panggilan bangun, mendesak kita untuk menuntut yang lebih baik untuk diri kita sendiri dan komunitas kita.
-
Politik7 jam ago
Kementerian Dalam Negeri Mengadakan Pertemuan Kontroversial di 4 Pulau Aceh-North Sumatra Siang Ini
-
Ekonomi1 hari ago
Grafik Harga Emas Antam, Kenaikan atau Penurunan Hari Ini? (14 Juni 2025)
-
Politik1 hari ago
Semua Orang Sedang Gemetar, Warga Israel Takut Serangan Ekstrem dari Iran